Di hari kemerdekaan RI, 17 Agustus 2006, saya tidak ikut lomba balap karung, kerja bakti, nonton panjat pinang, atau nonton acara TV seputar “agustusan”, saya justru memberikan workshop dengan materi utama VoIP di Masjid Istiqlal yang diselenggarakan oleh KMTI (Komunitas Muda Telematika Indonesia) dkk.
Workshop yang diawali dengan seminar itu dihadiri pula oleh Opa sebagai pembicara pada sesi I. Diantara mereka yang hadir sebagai peserta adalah para pengurus beberapa organisasi kepemudaan Islam, wakil-wakil dari beberapa Universitas, dari Bakrie, adik dan calon istri saya. Jumlah peserta saya kira tidak lebih dari 50 orang.
Menarik apa yang dihasilkan dari seminar dan workshop “sederhana” itu, sebuah draft petisi yang isinya mendukung gerakan implementasi teknologi VoIP di Indonesia. Hardilani selaku Ketua Umum KMTI, Opa dan saya mengawali penandatanganan petisi tersebut. Petisi ini rencananya akan disodorkan pada masyarakat, dan berharap banyak tanda-tangan yang dapat dikumpulkan, cukup banyak untuk membuatnya menjadi sesuatu yang berarti bagi gerakan implementasi teknologi VoIP yang lebih memihak rakyat di negara ini.
Akan ada pertemuan lagi dengan para penggiat IT di Masjid Istiqlal kira-kira bulan Ramadhan ini. Saya penasaran dengan status petisi itu, KMTI demikian yakin bahwa mereka dapat mengumpulkan ribuan tanda-tangan.